“Time stand still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What’s standing in front of Me
Every breath, every hour has come
to this...
I have died everyday waiting for
You
Darling don’t be afraid
I have loved You for a thousand
years
I will love you for a thousand
more”
Suara Christina Perri menghangatkan
tubuhku pagi ini, ketika aku mencoba memahami arti dari lagu itu tiba-tiba
fikiranku teringat dengan Mita, aku memang sudah menyukai Mita sejak dulu waktu
masih jadi pacarnya Andra, “Andra sama Dani sekarang gimana ya kabarnya?”
pikirku dalam hati setelah agak lama Kami berpisah karena kelulusan pondok
pesantren. Andra sekarang melanjutkan kuliah disalah satu universitas yang ada
di Malang, Dani melanjutkan kuliah di universitas terkemuda yang ada di Jogja
dan aku, aku masih tetap di Kudus, melanjutkan kuliah dan semua aktifitasku
disini karena aku gak pengen jauh dari orang-orang yang berada disekitarku
terutama keluarga.
Hari ini hari libur kuliah karena
aku dapat jadwal hari senin-kamis saja dan aku merasa bosan libur tanpa
aktifitas seperti ini, ku ambil hape jadul pemberian kakak iparku yang menjadi
kebanggaan tersendiri buatku. Ku kirim pesan singkat kepada Mita “hai Ta,
denger-denger tanggal 13 besok mau ada Opera Van Java ya di alun-alun? Loe
nonton gak?” berselang 5 menit hapeku bergetar tanda ada pesan masuk, dari Mita
“iya nih katanya emang gitu, loe mau nonton?” ku balas dengan cepat “pengen
banget laah, aku kan nge-fans banget sama Sule, loe mau gak nonton sama gue?”
tanyaku, agak lama dibalasnya tapi akhirnya hapeku bergetar lagi “em... gitu
juga boleh, loe jemput gue jam 7 ya” hatiku senang sekali ketika Mita
menyetujui ajakanku, lalu ku balas dengan candaan “siaaaap..... bu komandaaan
!!”
Sejak Kami (Aku, Andra, dan Dani)
lulus dari pesantren, aku mulai deket sama Mita. Dia orangnya baik, sholehah
dan bisa dipercaya bahkan ada yang bilang kalo dia mirip artis sinetron yang
biasa tayang tiap malem di RCTI. Bukan karena dia cantik tapi kebaikannya
itulah yang menjadikan aku suka sama dia.
13 april pagi, “kriing...
kriiing.... kriiiiing......” alarm berbunyi mengagetkanku, akupun beranjak dari
tempat tidur dan ku lihat waktu menunjukkan pukul 05:00, “alhamdulillah,
terimakasih Ya Allah Engkau telah memberiku umur panjang” gumamku alam hati
sambil tersenyum, aku mengambil air wudhlu dan sholat subuh. Barang-barang yang
telah aku persiapkan tadi malam ku masukkan dalam tas, tak lupa kejutan kecil untuk Mita nanti.
Wakktu sudah menunjukkan pukul 07:00, ku kirim pesan kepada Mita “Ta, gue
berangkat sekarang, loe siap-siap ya” dan langsung ku hidupkan motorku
kesayanganku.
Di depan rumah Mita ku dapati
Ibunya sedang menyiram bunga d halaman rumah “assalamu’alaikum Tante, Mitanya
ada?” tanyaku sembari mencium tangan beliau, “eh,,, nak Beni, Mitanya ada di
kamar lagi siap-siap, silahkan tungguin sambil duduk di depan nak, tante mau
melanjutkan siram-siramnya” jawabnya, “iya Tante, makasih” jawabku meng-iyakan.
Terdengar suara langkah kaki menuju
pintu, “eh loe udah dateng Ben, udah dari tadi ya?” tanya Mita dengan pakaian
yang serba rapi, ku pandangik dari ujung kaki sampai ujung kepala “Subhanallah,
sungguh indah ciptaan-Mu” pikirku dalam hari. “woy.... bengong aja loe, jadi
berangkat gak nih?” sambil menepuk pundakkku lamunanku pun bbuyar dan aku
menjawab dengan gugup “i.. ii.. iya.., ayok berangkat sekarang”
Sesampai di tujuan, Kami tidak
mendapati tempat kosong karena semua kursi sudah dipenuhi dengan para penggemar Sule,dkk. Aku
menggandeng Mita di tempat paling belakang tapi masih bisa melihat
lelucon-lelucon yang diperankan para wayang Sule, Andre, Azis, Nunung, Vicky
Shu(bintang tamu) dan Parto yang biasa bertugas sebagai dalang. Kami tertawa
lepas dibarengi dengan penonton lain, ku lihat Mita begitu bergembira dengan
adegan-adegan lucu para lawak.
“laper nih, Kia cari makan yok?”
ajakku ketika acara Opera Van Java selesai, “ayok, gue juga laper nih” jawab
Mita sambil memegang perutnya, akupun mengajak Mita ketempat yang ada nasi
gorengnya karena dia makanan itu adalah makanan yang paling disukainya, “gue
pesen nasgor sama teh manis” katanya dengan cepat, “iye, gue juga tau kalo loe
bakal pesen itu” jawabku. Setelah selesai makan, aku gak langsung mengantarkan
Mita pulang ke rumah karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padanya.
Selama perjalanan, kami tidak mengobrol sedikitpun, hanya diam dan akhirnya
punya ide untuk mengajak Mita ke pantai
untuk melihat sunset.
“So beautiful” kataku sambil
memegang tangan Mita, ku lihat dia kaget dengan tingkahku tapi dia diam saja,
ku keluarkan kota kecil dari tas yang sudah kupersiapkan tadi malam, sebuah cincin. “Mita,
sejak dulu gue suka lihat loe, gaya loe, cara loe bergaul sama temen-temen yang
gak beda-bedain mereka. Tanpa gue sadari tampaknya telah tumbuh rasa cinta di
hati ni sama loe, mau gak loe jadi pacar gue?” kataku sambil memasangkan cincin ke jari manisnya. Dia sedikit mengangguk dan
tersenyum, kamipun berpelukan “gue juga cinta sama loe Ben” katanya.
Tamat